-Drama merupakan
bentuk karya sastra berupa dialog yang dipentaskan terhadap khalayak ramai.
Unsur-unsur Intrinsik drama
1. Tema
Tema merupakan ide pokok atau gagasan utama yang mendasari suatu jalan cerita dari drama.
1. Tema
Tema merupakan ide pokok atau gagasan utama yang mendasari suatu jalan cerita dari drama.
2. Watak/Penokohan
Watak atau karakter tokoh dalam drama merupakan sifat yang dimiliki oleh pemeran drama dalam suatu pentas drama.
Watak atau karakter tokoh dalam drama merupakan sifat yang dimiliki oleh pemeran drama dalam suatu pentas drama.
3. Latar/Setting
Merupakan keterangan yang menunjukkan tempat, suasana, waktu, dan
situasi yang terjadi dalam drama.
4. Alur/Plot
Alur atau plot dalam drama merupakan rangkaian atau urutan cerita dalam
suatu drama.
5. Amanat
Merupakan bagian yang menjelaskan mengenai sesuatu yang disampaikan
penulis drama dari suatu pentas drama.
-Cerpen / cerita pendek (short story) adalah jenis karya
sastra yang memaparkan kisah atau cerita tentang manusia dan seluk beluknya
lewat tulisan pendek.
Unsur (Intrinsik) dalam
Cerpen :
1. Tema
Yaitu gagasan inti.
2. Alur atau Plot
Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk
mencapai efek tertentu. Banyak anggapan keliru mengenai plot.
3. Penokohan
Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus
tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya.
4. Latar atau Setting
Yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana
dalam suatu cerita.
5. Sudut Pandangan Tokoh
Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam
membangun cerita pendek adlaah sudah pandangan tokoh yang dibangun sang
pengarang.
Pada suatu momen dimana sedang diadakannya ujian
semester. Aldi dan Ibanu duduk sebangku, Sittha dan Dinnia duduk satu bangku di
depannya, sementara itu Bhudiman duduk sendiri disamping Ibanu.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan yaitu mata pelajaran matematika, semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soal ujian pada saat itu. Dan terjAldilah percakapan antara 5 siswa bersahabat tersebut, yaitu Aldi, Bhudiman, Ibanu, Sittha dan Dinnia.
Ibanu: “Din, aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”
Dinnia: “A dan C”
Sittha: “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Ibanu: “10 A, 11 D, nomor 15 aku belum”
Aldi: “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Sittha: “soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan”
Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Bhudiman, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Ibanu: “Bud,kamu sudah selesai?”
Bhudiman: “Belum, tinggal 3 soal lagi”
Ibanu: “Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Bhudiman: “Tidak Bisa Ban,”
Ibanu: “Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Dinnia: “Iya Bud, kita harus kerja sama”
Aldi: “Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Bhudiman: “tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Sittha: “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Bhudiman: “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”
Sittha: “Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Dinnia: “Iya Bud, bantu kami”
Bhudiman: “tetap tidak bisa”
Aldi: “yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah dan kesal)
Ibanu: “biarkan, kita lihat di buku saja”
Ibanu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Sittha menanyakan hasilnya.
Sittha: “Bagaimana Ban? Ada tidak?
Ibanu: “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana suara Ibanu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru: “Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Ibanu: “Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Dinnia: “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Sittha: “Seharusnya kita belajar ya”
Aldi: “Iya, Bhudiman benar”
Ibanu: “Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Sittha: “Aku menyesal!”
Aldi,Dinnia&Ibanu: “Aku juga” bersama
Setelah itu Bhudiman keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Bhudiman ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Dinnia: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”
Bhudiman: “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.
Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Sittha: “aku berharap ini menjAldi pelajaran kita semua”
Dinnia: “dan tidak kita ulangi lagi”
Aldi: “Kita sahabat sejati”
Kemudian mereka semua harus menjalani hukuman, namun dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan bisa mengalahkan semua keburukan.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan yaitu mata pelajaran matematika, semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soal ujian pada saat itu. Dan terjAldilah percakapan antara 5 siswa bersahabat tersebut, yaitu Aldi, Bhudiman, Ibanu, Sittha dan Dinnia.
Ibanu: “Din, aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”
Dinnia: “A dan C”
Sittha: “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Ibanu: “10 A, 11 D, nomor 15 aku belum”
Aldi: “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Sittha: “soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan”
Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Bhudiman, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Ibanu: “Bud,kamu sudah selesai?”
Bhudiman: “Belum, tinggal 3 soal lagi”
Ibanu: “Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Bhudiman: “Tidak Bisa Ban,”
Ibanu: “Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Dinnia: “Iya Bud, kita harus kerja sama”
Aldi: “Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Bhudiman: “tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Sittha: “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Bhudiman: “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”
Sittha: “Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Dinnia: “Iya Bud, bantu kami”
Bhudiman: “tetap tidak bisa”
Aldi: “yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah dan kesal)
Ibanu: “biarkan, kita lihat di buku saja”
Ibanu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Sittha menanyakan hasilnya.
Sittha: “Bagaimana Ban? Ada tidak?
Ibanu: “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana suara Ibanu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.
Guru: “Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Ibanu: “Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Dinnia: “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Sittha: “Seharusnya kita belajar ya”
Aldi: “Iya, Bhudiman benar”
Ibanu: “Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Sittha: “Aku menyesal!”
Aldi,Dinnia&Ibanu: “Aku juga” bersama
Setelah itu Bhudiman keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Bhudiman ikut berdiri hormat seperti yang lain.
Dinnia: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”
Bhudiman: “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.
Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Sittha: “aku berharap ini menjAldi pelajaran kita semua”
Dinnia: “dan tidak kita ulangi lagi”
Aldi: “Kita sahabat sejati”
Kemudian mereka semua harus menjalani hukuman, namun dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan bisa mengalahkan semua keburukan.
persahabatan
Dia sering mengajakku kerumah-nya,dan aku pun sering mengajak nya kerumahku.Ia bernama DINDA dan aku bernama DITA. Aku suka bercerita tentang hidupku kepadanya,itu karna ia bisa memberiku nasihat dan membuatku semangat,biarpun di ejek teman-temanku.Dinda adalah tife orang peceria,ia selalu ceria biar ada yang nakal kepada-nya ataupun jail,tidak seperti aku Cuma di ejek aja aku sudah merasa ... eeeeehhhhmmmm. Pada suatu hari Dinda mengajakku jalan-jalan ke tempat bermain, aku saaaangat senang,kami bermain sepuas-nya,semua permainan kami coba,mulai dari komedi putar hingga rollkoster.sampai-sampai kami lupa waktu.sekarang sudah sore,akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. Selama aku tetap bersamanya,hidupku akan terasa senang dan bahagia, biar diejek teman-temanku,karena ada dinda yang selalu menghiburku. Tapi, pada suatu hari ia tak hadir ke sekolah, sehabis pulang sekolah aku kerumah-nya. Tapi apaa? dirumahnya pun kosong,aku sangat bingung,kenapa hari ini dinda tak ada,biasanya kalau ia mau pergi ia selalu memberi tahuku.tapi kali ini tidak. Aku bingung skali. Besok harinya, disekolah dinda masih tidak hadir.Aku pun kembali lagi kerumah-nya,dan masih tidak ada orang-nya. Besok hari nya lagi disekolah ia tetap tidak hadir,kambali lagi aku kerumah-nya dan masih tidak ada.Setiap hari aku menunggnya di sekolah tapi ia tak kunjung hadir.setiap hari pun aku kerumahnya.dan dirumah-nya masih tak ada orang-nya. Akhirnya,hari-hariku, ku lewati sendirian,tidak lagi bersamanya,hari-hari pun berjalan dengan buruk.Teman-temanku tak ada yang mau menjadi temanku,mungkin…itu karna hidupku yang miskin.
Dia sering mengajakku kerumah-nya,dan aku pun sering mengajak nya kerumahku.Ia bernama DINDA dan aku bernama DITA. Aku suka bercerita tentang hidupku kepadanya,itu karna ia bisa memberiku nasihat dan membuatku semangat,biarpun di ejek teman-temanku.Dinda adalah tife orang peceria,ia selalu ceria biar ada yang nakal kepada-nya ataupun jail,tidak seperti aku Cuma di ejek aja aku sudah merasa ... eeeeehhhhmmmm. Pada suatu hari Dinda mengajakku jalan-jalan ke tempat bermain, aku saaaangat senang,kami bermain sepuas-nya,semua permainan kami coba,mulai dari komedi putar hingga rollkoster.sampai-sampai kami lupa waktu.sekarang sudah sore,akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. Selama aku tetap bersamanya,hidupku akan terasa senang dan bahagia, biar diejek teman-temanku,karena ada dinda yang selalu menghiburku. Tapi, pada suatu hari ia tak hadir ke sekolah, sehabis pulang sekolah aku kerumah-nya. Tapi apaa? dirumahnya pun kosong,aku sangat bingung,kenapa hari ini dinda tak ada,biasanya kalau ia mau pergi ia selalu memberi tahuku.tapi kali ini tidak. Aku bingung skali. Besok harinya, disekolah dinda masih tidak hadir.Aku pun kembali lagi kerumah-nya,dan masih tidak ada orang-nya. Besok hari nya lagi disekolah ia tetap tidak hadir,kambali lagi aku kerumah-nya dan masih tidak ada.Setiap hari aku menunggnya di sekolah tapi ia tak kunjung hadir.setiap hari pun aku kerumahnya.dan dirumah-nya masih tak ada orang-nya. Akhirnya,hari-hariku, ku lewati sendirian,tidak lagi bersamanya,hari-hari pun berjalan dengan buruk.Teman-temanku tak ada yang mau menjadi temanku,mungkin…itu karna hidupku yang miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar